Kebunraya Baturraden

Artikel dan Publikasi Kebunraya Baturraden
05
Mei

Si Cantik Menawan Anggrek Hitam

Oleh : Dini Rizki Pertiwi

Anggrek merupakan salah satu flora khas Indonesia. Tumbuhan ini memiliki pesona yang dapat menawan siapapun, baik dari warga domestik maupun mancanegara. Hingga tidak heran jika anggrek acap kali dijadikan buruan oleh banyak orang. Direktorat Jenderal Hortikultura telah mengeluarkan Surat Izin Pengeluaran (SIP) benih anggrek untuk kurang lebih 160 ribu batang per 2018 dan 70 ribu batang untuk diekspor ke negara-negara seperti Jepang, Tiongkok, Taiwan, dan Thailand (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2019).

Salah satu diva anggrek yang dikenal kebanyakan pecinta flora adalah anggrek hitam (Coelogyne pandurata) yang berasal dari Kalimantan Timur. Helai bunganya berwarna hijau cantik dengan bibir berwarna hitam—dan inilah asal-usul dari namanya (Rahmatia & Pitriana, 2007). Selain itu, bunga ini juga mengeluarkan wangi saat mekar. Oleh sebab itu, anggrek hitam sering dikatakan mirip dengan bunga kenanga.

Anggrek hitam merupakan anggrek epifit, hidup menempel di pohon besar. Namun dapat pula tumbuh di tanah (terestrial) yang dekat dengan aliran sungai. Menurut Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Kalimantan Tengah (2011), tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga daerah pegunungan.

Dokumentasi Anggrek Hitam Koleksi Kebun Raya Baturraden
Anggrek Hitam.
(Dokumentasi Ika Fajar Safitri, Staff Kebun Raya Baturraden)

Daunnya berbentuk jorong sampai memanjang dan membentuk lipatan pada tulang daun. Serta daunnya tumbuh dari ujung umbi semu, sehingga panjang umbi semu dan daunnya kurang dari 120 cm. Bunganya sendiri berukuran lebih dari 7,5 cm dan mekar dari ujung ke arah pangkal tandan. Bibirnya yang berwarna hitam bercuping tiga, cuping sampingnya tegak dan cuping tengahnya memiliki banyak kutil.

Buah anggrek hitam mempunyai ukuran yang lebih besar dari buah anggrek lainnya, sehingga mempunyai jumlah biji yang lebih banyak. Sehingga untuk perbanyakannya, proliferasi protokorm dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah anggrek (Hartati et al., 2017). Upaya tersebut dilakukan dengan cara menambahkan zat pengatur tumbuh ke dalam medium. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk melakukannya dengan pemisahan anakan.

Keindahannya itulah yang membuat anggrek hitam menjadi incaran banyak orang. Bahkan dapat diperkirakan jumlahnya kini di alam terhitung sedikit. Ditambah pula dengan eksistensinya di alam asli tergeser akibat kebakaran hutan, konversi hutan, dan penebangan liar (Wraith & Pickering, 2017). Oleh karena itu, penting sekali terwujudnya usaha konservasi dari anggrek hitam ini.

Hingga akhirnya, tumbuhan ini dilindungi oleh peraturan perundang-undangan (UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa). Kendati belum masuk ke dalam IUCN RedList, anggrek hitam terdaftar ke dalam CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Fauna and Flora) Appendix II. Usaha konservasi dilakukan baik secara in situ maupun eks situ.

Salah satu usaha perlindungan flora ini dilakukan oleh Kebun Raya Baturraden. Perawatan anggrek hitam dilakukan dengan penanaman di pot yang berisikan media campuran arang, pakis, dan moss atau diikat di media pakis. Penempatan tanaman juga penting, di mana anggrek hitam harus disimpan di tempat dengan banyak naungan. Intensitas penyiraman juga perlu diperhatikan, karena jika terlalu banyak disiram dapat membuat daun menjadi layu atau kuning.

Daftar Pustaka :

Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian Kalimantan Tengah. 2011. Tips Budidaya Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl.). http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi-mainmenu-47-47/teknologi/197-anggrek-hitam. Diakses 4 Mei 2021.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2019. Pasar Ekspor Anggrek Terus Meningkat. http://hortikultura.pertanian.go.id/?p=4177. Diakses 4 Mei 2021.

Hartati, S., Arniputri, R.B., Soliah, L.A., & Cahyono, O. Effects of organic additives and naphthalene acetid acid (NAA) application on the in vitro growth of Black orchid hybrid (Coelogyne pandurata Lindley). Bulgarian Journal of Agricultural Science Vol 23(6) 2017: 951-957.

Rahmatia, D. & Pitriana, P. 2007. Buku Pengayaan Seri Pengayaan Flora & Fauna : Si Cantik Anggrek. Surabaya: JP Books.

Wraith, J. & Pickering, C. Quantifying anthropogenic threats to orchids using the IUCN Red List. Ambio Vol 47(3) 2017: 307-317.

Leave a Reply

You are donating to : Greennature Foundation

How much would you like to donate?
$10 $20 $30
Would you like to make regular donations? I would like to make donation(s)
How many times would you like this to recur? (including this payment) *
Name *
Last Name *
Email *
Phone
Address
Additional Note
paypalstripe
Loading...