Fakta-fakta tentang Begonia Bintang (dan Baca ini Jika Kamu Punya Hewan Peliharaan)
Begonia Bintang (Begonia heracleifolia Cham. & Schltdl.) merupakan salah satu jenis Begonia yang banyak dijadikan tumbuhan hias dekat kolam atau tumbuh spontan di dekat area air terjun. Meski sudah banyak tumbuh di Indonesia, tumbuhan ini berasal dari wilayah tropis Meksiko, Amerika Tengah, serta Amerika Selatan (Burt-Utley, 1981).

Begonia Bintang merupakan tumbuhan herba berimpang yang tidak meranggas. Batang berwarna merah dengan bulu (trikoma) putih.
Daun menjari dengan dimensi panjang 20-26 cm dan lebar 25-36 cm serta lengkungan sebesar 1/3 hingga 4/5 dari panjang daun. Tepi daun bergerigi tidak beraturan (Davidse et al., 1994).
Permukaan daun atas berbulu dengan dua warna, hijau muda yang mengelilingi tulang daun dan hijau tua di pinggir daun. Permukaan daun bawah berwarna hijau muda hingga merah dengan trikoma yang lebih padat daripada permukaan atas (Davidse et al., 1994).
Ciri khas dari begonia jenis ini adalah daunnya yang berbentuk seperti bintang. Oleh sebab itu, tumbuhan ini tergolong begonia eksotik berdaun indah (Siregar et al., 2006). Daun muda muncul pertama dengan warna merah dengan area pertulangan berwarna hijau muda. Begonia Bintang memiliki bunga jantan dan bunga betina dalam satu individu. Perbungaan asimetris bergerombol (cymose). Bunga jantan memiliki helai kelopak (sepal) gundul dan tangkai benang sari terpisah-pisah. Bunga betina memiliki putik dengan ujung bergelembung serta ovum beruang tiga. Kedua jenis bunga tidak memiliki helai mahkota bunga (petal) (Davidse et al., 1994).

Begonia memiliki epidermis (kulit luar) berlapis banyak dan sel penjaga yang berukuran lebih besar dibanding jenis tumbuhan lainnya. Bentuk ini merupakan adaptasi untuk menyimpan air dan mengontrol pemasukan air melalui stomata (Hoover, 1986).
Tumbuhan ini kerap digunakan untuk obat tradisional, khususnya di habitat asalnya di Meksiko. Bagian batangnya dapat dimanfaatkan sebagai obat luka, rematik, dan nyeri. Menurut Frei et al. (1998), terdapat indikasi adanya aktivitas antibakterial dan sitotoksik dari senyawa cucurbitacin yang diekstrak dari rimpang Begonia Bintang.
Jika Sobat Kebun Raya ingin memelihara tumbuhan ini, peletakkannya juga diperhatikan ya. Tumbuhan hias ini beracun untuk hewan-hewan peliharaan. Kandungan asam oksalat di dalam tumbuhan Begonia terbilang tinggi. Senyawa ini dapat menempel di berbagai jaringan tubuh dan mengakibatkan iritasi jika tertelan (Ginori et al., 2020).
Kalau hewan peliharaanmu tidak sengaja menjilat atau memakannya, segera dibawa ke dokter hewan terdekat, ya.
–
Daftar Pustaka
Burt-Utley, K. 1981. Systematic revision of the Central American species of the genus Begonia section Gireoudia. Univ. Microfilms Int., Michigan.
Davidse, G., Sánchez, M.S., & Chater, A.O. 1994. Flora Mesoamericana Vol. 2 Part 3. St. Louis: Missouri Botanical Garden.
Ginori, J., Huo, A., & Warwick, C.R. 2020. A Beginner’s Guide to Begonias: Classification and Diversity. EDIS 2020.
Hoover, W.S. 1986. Stomata and Stomatal Clusters in Begonia: Ecological Response in Two Mexican Species. Biotropica, 18(1), pp. 16-21. Siregar, H.M., Sudiyatna, I.N., Ardaka, I.M. 2006. Begonia Eksotik dan Prospek Pengembangannya di Kebun Raya “Eka Karya” Bali. Warta Kebun Raya (2006), pp. 10-19.